Ragam Bahasa
Ragam Lisan dan Ragam Tulis
Ragam
bahasa pada pokoknya dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu ragam lisan dan ragam
tulis. Kedua ragam itu berbeda. Perbedaannya adalah sebagai berikut.
- Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang berada di depan pembicara, sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya teman bicara berada di depan.
- Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang dapat saja kita tinggalkan. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, pandangan, mimik, anggukan atau intonasi. Ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap daripada ragam lisan. Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara.
- Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu. Sebaliknya, ragam tulis tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang dan waktu.
- Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, dan huruf miring.
Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku
Ragam
baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat
pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma dalam bahasa
penggunaannya. Ragam tidak baku adalah
ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari
norma ragam baku. Jadi, ragam baku adalah ragam yang dijadikan tolok ukur
sebagai ragam yang baik dan benar.
Ragam
baku itu mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
- Mantap
Mantap artinya sesuai
dengan kaidah bahasa. Kalau kata rasa dibubuhi
awalan pe-, akan terbentuk kata perasa.
- Dinamis
Dinamis artinya tidak
statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki adanya bentuk mati. Kata langganan mempunyai makna ganda, yaitu
orang yang berlangganan dan took tempat berlangganan. Dalam hal ini, tokonya
disebut langganan dan orang yang
berlangganan itu disebut pelanggan.
- Cendekia
Ragam baku bersifat
cendekia karena ragam baku dipakai pada
tempat-tempat resmi. Perwujud ragam baku ini adalah orang-orang yang
terpelajar. Hal ini dimungkinkan oleh pembinaan dan pengembangan bahasa
yang lebih banyak melalui jalur pendidikan formal (sekolah).
- Seragam
Ragam baku bersifat
seragam. Pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa ialah proses penyeragaman
bahasa. Dengan kata lain, pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik
keseragaman.
Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan
Ragam
baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran
atau buku-buku ilmiah lainnya. Ragam baku lisan bergantung pada besar atau kecilnya
ragam daerah yang terdengar dalam ucapan.
Ragam Sosial dan Ragam Fungsional
Baik
ragam lisan maupun ragam tulisa bahasa Indonesia ditandai pula oleh adanya ragam social, yaitu ragam bahasa yang
sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam
lingkungan social yang lebih kecil dalam masyarakat.
Ragam
fungsional, yang kadang-kadang
disebut juga ragam professional, adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan
profesi, lembaga, lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional
juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya.
Contoh Ragam Lisan dan Ragam Tulis
Ragam Lisan
- Penggunaan Bentuk Kata
1. Intan
Risma hari ini tugas ngepel lantai.
2. Fotokopi
ijazah harus dilegalisir dulu oleh
pimpinan akademi.
3. Mereka
ngelihat peristiwa itu dengan jelas.
- Penggunaan Kosakata
1. Pekerjaan
itu agak macet disebabkan karena keterlambatan dana yang diterima.
2. Jadwal
ujian ini gak boleh dirubah lagi.
3. Kami
juga nemui jalan buntu pada
penelitian itu.
- Penggunaan Struktur Kalimat
1. Karena terlalu
banyak saran berbeda-beda sehingga ia
makin bingung untuk menyelesaikan pekerjaan itu.
2. Walaupun mahasiswa
harus belajar sungguh-sungguh, namun
mereka tidak dilarang berpacaran.
3. Masalah
ekonomi sangat tergantung kepada moneter internasional.
Ragam Tulis
- Penggunaan Bentuk Kata
1. Intan
Risma hari ini bertugas mengepel lantai.
2. Fotokopi
ijazah harus dilegalisasi dahulu oleh
pimpinan akademi.
3. Mereka
melihat peristiwa itu dengan jelas.
- Penggunaan Kosakata
1. Pekerjaan
itu agak macet disebabkan oleh keterlambatan
dana yang diterima.
2. Jadwal
ujian ini tidak boleh diubah lagi.
3. Kami
juga menemukan jalan buntu pada
penelitian itu.
- Penggunaan Struktur kalimat
1. Karena terlalu
banyak saran yang berbeda-beda, ia makin bingung untuk menyelesaikan pekerjaan
itu.
2. Walaupun mahasiswa
harus belajar sungguh-sungguh, mereka tidak dilarang berpacaran.
3. Masalah
ekonomi sangat bergantung pada moneter
internasional.